*START-UP RISK ASSESSMENT*
_Start-Up Risk Assessment_ adalah bagian dari _Process Safety Management (PSM)_
Ada macam-macam sistem manajemen PSM, seperti *EPA RMP, API RP 750, OSHA PSM, CCPS PSM*; semua sistem manajemen ini menulis pentingnya elemen PSM yang spesifik bernama *Pre Start-up Safety Review (PSSR)* sebagai contoh dalam EPA RMP OSHA PSM yang totalnya berjumlah 14 elemen.
Di sistem manajemen PSM selain OSHA PSM, PSSR ini tergabung dalam _elemen Operation Readiness_ sebagai contoh di CCPS PSM. Dan seterusnya. Sedangkan Start-Up Risk Assessment terkandung dalam elemen PSSR ini sendiri.
Dalam tulisan ini penulis tidak akan menulis tentang bagaimana cara melakukan risk assessment itu sendiri, tapi akan akan lebih menerangkan kenapa start-up risk assessment perlu dilakukan, apa dasarnya, apa yang perlu disiapkan, dan apa bahaya utama atau hal yang perlu ditelaah selama risk assessment berlangsung. Risk assessment sendiri adalah subjek atau tulisan terpisah yang harus ditulis dan tidak bisa dibahas secara umum karena masing-masing perusahaan punya style, teknik, cara, dan prosedur masing-masing untuk melakukan risk assessment.
*Kenapa Start-Up Risk Assessment penting dilakukan?*
Tinjauan keamanan pra-startup (PSSR) sesuai aturan dalam OSHA PSM PSM dan EPA RMP AS diperlukan jika ada *perubahan atau modifikasi* dilakukan utk *informasi keselamatan proses* (_Process Safety Information – PSI_).
Ini mengharuskan kita untuk mengetahui beberapa hal:
• Apa yang dimaksud perubahan itu
• Bahwa ada dua kategori perubahan - perubahan yang memang merubah informasi keselamatan proses (PSI) dan perubahan yang tidak merubah PSI
• Apa yang dimaksud dengan informasi keselamatan proses (PSI) itu
• Apa saja perubahan di PSI.
Jadi mari kita simpulkan arti _perubahan atau modifikasi_. Sederhananya, itu adalah perubahan atau modifikasi yang merubah proses, tidak menggunakan barang, peralatan, kapasitas, kondisi, bahan kimia, dan teknologi yang sama.
Jadi Start-Up Risk Assessment diperlukan dan penting dilakukan jika ada :
1. Perubahan yang utamanya merubah PSI (Changes).
2. Start-Up Perdana (1st Start-Up) Fasilitas atau pabrik tersebut.
3. Ada Insiden yang telah menyebabkan tanggap darurat seperti kebakaran dan ledakan (Fires & Explosions)
*Apakah hasil yang didapat dari Start-Up Risk Assessment?*
Proses Start-Up berlangsung aman, sesuai tahapan atau langkahnya, semua sumber daya dan jumlah personil yang diperlukan tersedia, dan jika ada keadaan darurat maka bisa tertanggulangi dengan segera.
*Kepada fasilitas seperti apa perlu dilakukan Start-Up Risk Assessment?*
Semua fasilitas yang kompleks dan mengandung bahan beracun berbahaya, berpotensi terbakar meledak. Bagaimana dengan fasilitas yang tidak kompleks misal menghidupkan emergency generator dengan diesel storage tank untuk menghidupi listrik di perumahan kecil? Saat testing seharusnya sudah dilakukan. Yang diperlukan untuk fasilitas tidak kompleks adalah adanya teknisi yang kompeten dan terlatih dengan peralatan listrik, ceklis yang detail tentang tahap-tahap start-up emergency generator dan diesel storage tank tersebut telah dijabarkan dan harus diikuti sesuai isi ceklis nya. Ceklis adalah salah satu metoda analisa potensi bahaya yang diakui di berbagai standar misal ISO 31010 – Risk Assessment Technique. Ceklis utk start-up fasilitas yang tidak kompleks sebenarnya adalah start-up risk assessment itu sendiri yang merupakan SOP dan JSA fasilitas itu sendiri juga.
*Apa saja kriteria atau ukuran bahwa Start-Up Risk Assessment telah dapat dilakukan?*
Berbagai dokumen telah didapatkan sehingga jelas apa jenis fasilitas yang ingin di start-up, sekompleks apa tantangannya, siapa saja yang terlibat, apakah dokumen dasar seperti SOP Start up dan JSA Start Up telah dibuat.
Untuk itu dokumen berikut disarankan telah ada sebelum memulai Start-Up Risk Assessment dan fasilitator sudah membaca isi dokumen tersebut:
1. *Process Description atau Dokumen Deskripsi Proses* adalah dokumen yang menjelaskan deskripsi proses yang akan terjadi, kondisi dan rentang tekanan, suhu, laju alir, komposisi yang menjelaskan berapa jumlah peralatan yang akan terlibat dalam setiap tahapan start up, misal di tahap 1 adalah peralatan dimulai dengan dibukanya 5 kepala sumur dari 15 slot sumur di anjungan lepas pantai. Lanjut tahap 2, yaitu gas dan minyak mengalir ke bejana tekan (separator) yang akan memisahkan air, minyak dan gas. Lanjut ke tahap 3 dimana gas dan minyak diteliti kandungannya dengan analyzer sebelum dikirim ke darat dengan menggunakan 1 kompresor dan 2 booster kompresor dan 2 pompa dan 2 pompa booster sehingga dapat diterima oleh kilang di darat.
_Apa yang penting dilihat dari dokumen ini?_
a. Ada berapa tahap proses sampai dikatakan proses tersebut stabil dan berhasil dalam start-up nya. Dalam contoh diatas, terlihat ada 3 tahapan.
b. Apa saja jenis peralatan yang terlibat dan ada berapa peralatan yang penting? Dalam contoh diatas tertulis : 5 kepala sumur, 1 bejana tekan, 2 analyzer, 1 kompresor dan 2 booster kompresor, 2 pompa dan 2 pompa booster.
c. Material apa yang akan dialirkan atau diproduksi dari fasilitas tersebut, apa parameter kondisi operasi yang harus dijaga, dan apa bahaya utamanya? Dari contoh diatas, terlihat materialnya adalah gas dan minyak. Jika terjadi rilis dapat menyebabkan kebakaran, ledakan, dan oil spill. Parameter kondisi yang harus dijaga adalah tekanan dan laju alir dari keterangan deskripsi diatas karena harus dialirkan ke kilang darat. Parameter kondisi utama ini adalah jenis bahaya dari tipe energy yang harus diperhatikan dan ditulis dalam risk assessment.
Nama lain dari dokumen ini adalah kombinasi dari salah satu dokumen yang bernama Process Safeguarding Memorandum, Control Narrative, Operating Philosophy, dan lain-lain.
Dari dokumen ini dapat dibuat flowchart sederhana tahapan proses yang harus dilalui dan apa yang harus dilakukan berupa _Start-Up Sequence_ yang dapat dituangkan menjadi SOP dan JSA.
2. *SOP & JSA utk Start Up*
Jika sudah jelas deskripsinya dari dokumen Process Description maka SOP dan JSA seharusnya sudah dapat dibuat yang menjelaskan langkah-langkah aman yang efektif dan yang harus dikerjakan agar start-up berhasil dengan aman.
Untuk fasilitas yang kompleks maka biasanya pembagian step-stepnya dirangkup dalam beberapa tahapan, jika tahapan pertama sukses maka baru bisa lanjut ke tahapan kedua, dan seterusnya. Jika tahapan pertama tidak sukses maka seharusnya sudah ada informasi di step mana saja kemungkinan gagal terjadi dan apa langkah mitigasi yang harus dilakukan.
3. *Start-Up Organization*
Start-Up Organization adalah kumpulan informasi struktur pengawas dan penasihat, penanggung jawab, dan pelaksana di lapangan sekaligus apa saja tanggung jawab dan tanggung gugatnya masing-masing role. Contoh: pengawas dan penasihat biasanya adalah area manajer atau direktur operasi, penanggung jawab biasanya kepala lapangan atau manajer lapangan atau manajer fasilitas, pelaksana adalah pimpinan masing masing disiplin, misalnya HSE, Security, Field/Operation/Process Engineer, Main Contractor team, Commissioning atau Start-Up Lead yang punya tim dibawahnya yaitu Electrical, Instrument, Mechanical, Operator dan Vendor Assistance.
4. *Rangkuman dokumentasi inti*
Rangkuman dokumentasi inti adalah kumpulan berbagai dokumen telah tersedia untuk mendukung start-up. Contoh: _MSDS, data sheet peralatan dan instrumentasi, process diagram sudah ada baik PFD atau P&ID, operating dan start-up manual_ masing-masing peralatan sudah ada, dokumen _shutdown and emergency depressurization_ sudah ada, pelatihan dasar telah dilakukan kepada operator yang akan mengooperasikan fasilitas ini, dokumen _emergency protocol – emergency communication – emergency response_ document telah ada, pemberitahuan kepada pejabat setempat seperti polisi, tentara, pemerintah daerah telah dilakukan.
Selain itu yang paling penting adalah informasi
5. *Tim inti yang tertulis dalam Start-Up Organization bisa hadir di hari dan jam tertentu* untuk melakukan Start-Up Risk Assessment yang dibuktikan dengan _daftar hadir_”.
*Bagaimana cara mengukur bahwa Start-Up Risk Assessment telah dilakukan dengan baik?*
Penulis memilih menjawab pertanyaan ini dengan jawaban bahwa cara mengukurnya dengan menyebutkan bahaya (_hazard_) telah diklasifikan dalam beberapa klasifikasi utama untuk aktifitas start-up itu sendiri dan dibahas dengan detil satu persatu.
Saat dibahas detil satu persatu maka akan dibahas hal seperti: skenario bahaya seperti apa yang dapat terjadi, apa penyebab (_cause_) skenario tersebut dapat terjadi, dan apa konsekwensi bahaya tersebut terjadi, apa saja lapisan pelindung agar konsekwensi tersebut tidak terjadi baik berupa lapisan pelindung aktif, lapisan pelindung kontrol, lapisan pelindung deteksi, lapisan pelindung administrasi dan sistem.
Klasifikasi bahaya utama dalam start-up risk assessment dapat dibagi sebagai berikut sebagai saran dari penulis:
1. Hazards within the Start Up Operation - Equipment, Piping and Valves.
2. Hazards within the Start Up Operation - Electrical and Instruments
3. Hazards in Operating Procedure, Safe Work Practice and Start Up Sequence
4. System Checkout Items Hazards
5. General Safety Hazards
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENGAWAS KETENAGAKERJAAN DALAM HAL PENGAWASAN DAN PENEGAKKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya unt...
-
Keselamatan pada peralatan yang berputar 🗒🗒🗒🗒🗒 Bahaya Getaran Pada Alat Kerja, Pekerja Berisiko Terkena Hand-Arm Vibration Syndrome ...
-
THREE POINT CONTACT SAFETY Selain pada aktivitas yang menggunakan tangga, tiga titik tumpu (three point contact) juga sangat diperlukan da...
-
_*PEMILIK MOBIL WAJIB MENGERTI*_ *KODE BAN MOBIL* *☞ Contoh yang tertulis di ban* : *205/65/R15 94 H* ↳ 205 ⇨ Lebar BAN. ↳ 65 ⇨ ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar