Sabtu, 24 November 2018

The Dead of Management System

MATINYA SISTIM MANAJEMEN
Bagaimanapun juga management system saat ini pandang sebagai sebuah solusi dalam mengatasi suatu problem, baik secara akut maupun kronik, yang terjadi dalam suatu organisasi perusahaan.
Banyak perusahaan berbondong-bondong akhirnya mengadopsi dan menerapkan management system secara superficial saja dengan tujuan agar menaikkan image/bisnis concern ketimbang mengambil esensi penting dari management system sebagai satu pertahanan dan solusi dari problem yang dihadapi.
Begitu pula dengan nasib HSE Management System. Konsep awal HSE Management System itu berkembang dari upaya untuk menjaga ketiadaan substandard activity yang bakal menjadi sumbu terjadinya ledakan insiden. Namun sejalan dengan perubahan cara berpikir K3 yang diperkenalkan oleh Rasmunssen dan Reason maka seharus terjadi pula pergeseran dari sekedar menjadi ketiadaan substandard activity menjadi double layer yaitu mengeliminasi substandard dan sekaligus berfungsi sebagai barrier yang mencegah semua sumber potensial insiden untuk memberikan kejadian (incident event).
Rupanya cara berpikir yang dikembangkan oleh Rasmunssen dan Reason ini tidak sepenuhnya dipahami dengan baik oleh para stake holder K3. Akibat yang terjadi adalah penataan atau penyusunan HSE Management System lebih pada pemenuhan klausal atau kriteria ketimbang dibanding untuk mengembangkan Management System tersebut sebagai Layer Protection yng efektif untuk membentengi organisasi dari segala bentuk ancaman problem yang bakal muncul. Kita pun akhirnya melihat banyak perusahaan kelas dunia, seperti BP,  dengan memiliki management system yang bagus tetap tidak bisa menghindarkan diri dari kejadian katastropik. Ini yang saya sebut dengan The Dead of Management System.


Kenapa terjadi seperti ini ?

  1. Role model dari implementasi lebih banyak di drive oleh member ketimbang organisasinya. Organisasi hadir saat implementasi tapi kehadirannya adalah semu atau fatamorgana
  2. Organisasi tidak memberikan waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan member, mendengarkan hambatan mereka, proaktif memberikan pengetahuan, dan proaktif menjaga kestabilan psikososial pekerja
  3. Organisasi memandang bahwa member adalah obyek bukan subyek yang mempunyai kebebasan untuk memberikan umpan balik
  4. Organisasi memaksa bahwa apa yang tertulis adalah sebuah tatanan yang tidak boleh diganggu gugat meski kondisi kerja yang ada tidak lagi sesuai dengan yang tertulis
  5. Organisasi memberikan job description tanpa merinci layer apa dalam job description yang mendukung management system berfungsi sebagai barrier atau layer protection
Fenomena-fenomena inilah akhirnya muncul ke permukaan sebagai gunung es dalam bentuk lebih mementingkan mendapatkan sertifikasi ketimbang menjadikan management system ini sebagai layer of protection. Akibatnya sertifikasi jalan terus insiden juga jalan terus dan akhirnya muncullah suatu kondisi yang disebut Matinya Management System (The Dead of Management System). You have procedure but you don't have the spirit of procedure

Oleh Derrida (pakar filsafat dekonstruksi) kondisi ini disebut "There is nothing beyond the text"

TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENGAWAS KETENAGAKERJAAN DALAM HAL PENGAWASAN DAN PENEGAKKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN

  Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya unt...